Rabu, 21 Maret 2012

Waspadai gejala aneh rem


Jangan pernah meremehkan rem. Sistem rem
merupakan salah satu komponen vital
yang patut mendapat perhatian lebih. Jika
tidak berfungsi dengan baik, maka
kecelakaan merupakan dampak yang pasti
terjadi. Terlebih bagi yang ingin melakukan perjalanan jauh agar tidak
merepotkan atau malah berujung
bencana. Berikut beberapa gejala yang
dapat diwaspadai ketika bermasalah,
menurut pemaparan Muhammad
Budiawan, Kepala Bengkel Graha Auto Center, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
1. Pedal bergetar ketika diinjak Ini akibat piringan bergelombang atau
tidak rata. Penyebabnya, kualitas kampas
atau piringan (jika sudah pernah diganti)
tidak sesuai. "Kondisi ini bisa terjadi pada
mobil matik karena malas menggunakan
rem parkir saat berada di lampu merah. Jadi, pengendara tetap menginjak rem
sementara posisi gigi tidak di netral.
Karena sifat besi ketika panas memuai,
permukaan yang ditekan kampas rem
akhirnya menimbulkan gelombang," urai
Budi, panggilan akrab Budiawan. Pemicu lainnya, akibat permukaan kampas
rem tidak rata, atau joint steer yang
merupakan pertemuan antara rack steer
dan column steer (gagang setir atas)
longgar. "Selain itu, bisa berasal dari
kondisi tie-rod yang oblak," tambahnya.
2. Arah mobil tidak lurus Ketika rem diinjak, mobil cenderung lari ke
kiri atau kanan. Kondisi ini dikarenakan
salah satu rem tidak bekerja sempurna
lantaran piston berkarat dan minyak rem
kotor. Jangan injak rem mendadak dan
memberi tekanan keras karena mobil bisa oleng dan terbalik.
3. Rem "ambles" Kondisi ini terjadi saat pedal tidak
memberikan tekanan normal dan seperti
ngempos saat mengerem. Rem "ambles"
bisa terjadi karena 3 hal, adanya angin
palsu yang disebabkan proses
penggantian minyak kurang sempurna, dan kebocoran pada sistem yang lebih
sering terjadi pada kaliper. Terakhir,
master rem yang tidak presisi akibat sil
sudah tidak bisa menahan tekanan. "Lain
masalahnya jika ketika diinjak, posisinya
lebih dalam. Itu menandakan kampas rem habis," urai Budi. Untuk mengantisipasi saat darurat,
lakukan pengereman dengan cara
mengocok pedal untuk mendapatkan
tekanan yang sesuai dan berhenti
sempurna. Nah, solusi ketiga gejala tersebut adalah
memeriksakan ke bengkel resmi atau
langganan Anda. Sebagai langkah
preventif, lakukan perawatan berkala
yang teratur setiap 10.000 km (ganti
kampas rem depan-belakang) dan 20.000 km (servis besar ganti kampas dan kuras
minyak rem). Hindari budaya mengerem
saat lampu merah dengan posisi transmisi
aktif buat model otomatis. Sebaiknya,
gunakan rem parkir atau posisi "P". "Nah,
saat kondisi cakram dan rem sedang panas, jangan disiram air. Biasanya terjadi
saat melakukan cuci mobil otomatis,"
tutup Budi.
(Sumber:kompas otomotif)